TEMPO Interaktif, London - Hanya satu dari 20 orang atau lima persen yang akan merogoh
koceknya ketika di ingin membaca berita online. Hal ini diungkapkan dalam survei yang
terbaru.
Tiga perempat dari pembaca, menurut peneliti, akan meninggalkan situs-situs berita yang
dimulai dengan pembayaran jika masih ada alternatif informasi yang gratis. Lebih dari 1.000
orang dewasa berusia 16 tahun di Inggris ditanyai oleh Harris Interactive untuk
»paidContent:UK”, bagian dari perusahaan Guardian News dan Media Group.
Hanya lima persen dari mereka yang membaca situs gratis minimal sekali sebulan, mengatakan
mereka akan tetap menggunakan situs ini walaupun harus mulai membayar. Sedang 74 persen
mengatakan, mereka akan mencari alternatif sumber berita yang gratis dan selanjutnya delapan
persen mengatakan mereka hanya akan membaca berita utama di website gratis. Lebih dari satu
dalam 10 atau 12 persen mengatakan, mereka tidak yakin apa yang akan mereka lakukan.
"Ini tidak terlihat seperti kabar baik untuk membayar model di lingkungan yang kompetitif,
dan selama ada alternatif gratis, konsumen akan berpaling dari informasi berita harian, yang
berarti kerugian besar dalam hal angka pengunjung," kata Andrew Freeman, konsultan senior
penelitian media di Harris Interactive.
Robert Andrews, editor di »paidContent:UK”, menambahkan: "Dengan iklan online yang berharga
murah dan penurunan iklan pada umumnya, tidaklah mengherankan bahwa penerbit memeriksa
kembali kelayakan keuangan dari penyediaan berita online.”
»Namun, pertanyaan penerbit harus bertanya pada diri sendiri, apakah 5 persen dari pembaca
sudah cukup untuk mengimbangi penurunan pendapatan iklan yang akan datang dengan pengisian
untuk konten?” tambah Andrews.
Harris Interactive melakukan survei melalui online kepada 1.188 orang dewasa berusia antara
16 tahun - 64 tahun, antara 26 Agustus – 2 September.
No comments:
Post a Comment